Adapunbutir-butir penilaian yang terkait dengan kompetensi tersebut adalah: 35. kedisiplinan, penampilan, kesantunan dalam berprilaku, kemampuan dalam bekerjasama, kemampuan berkomunikasi, komitmen, keteladanan, semangat, empati, dan tanggung jawab. Model sertifikat guru lainnya adalah sertifikasi guru pra-jabatan. Sikap yang harus kita lakukan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas adalah mendengarkan dan menyimak penjelasan guru dengan Guru adalah orang yang paling berjasa bagi hidup seseorang setlah kedua orang tua. Guru merupakan orang yang menyalurkan ilmu kepada seseorang. Berkat ilmu yang diberikan oleh guru maka seseorang dapat menjalani hidup dengan baik. Oleh karena itu sebagai seorang murid harus menghormati seorang guru, baik itu disekolah maupun diluar sekolah. Salah satu perilaku menghormati guru disekolah adalah dengan cara mendengarkan penjelasan guru dengan baik dan tidak meremehkan guru. Kita juga baru boleh bertanya ketika guru memberikan izin kepada kita untuk bertanya. Pelajari lebih lanjutSikapa atau tindakan ketika menerima nasehat dari guru atau orang tua, di link tentang sikap seseorang siswa ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, di link tentang cara menghormati dan berbakti kepada kedua rang tua yang sudah meninggal, di link tentang contoh perilaku yang tergolong kedalam perilaku durhaka kepada kedua orang tua, di link tentang cara menolak jika orang tua memerintahkan untuk melakukan perbutan syirik, di link jawabanKelas XMata pelajaran AgamaBab Sayang, Patuh dan Hormat Kepada Orang Tua dan GuruKode soal kunci Berbakti kepada guru, mendegar penjelasan guru, tidak berbicara
\n\n\n seorang guru sedang menjelaskan pelajaran dikelas sikap yang benar adalah
Menghormatiguru. Seorang guru adalah orang tua kita di sekolah. Beliau sama kedudukan nya dengan orang tua kita. Merekalah yang menngajari kita tentang ilmu pengetahuan yang tidak kita ketahui. Maka sudah sepatutnya kita menghormati seorang guru sama seperti orang tua kita sendiri. 3. Mempunyai sifat sabar dalam mencari ilmu. ďťżJawabanmendengarkan dan menyimak penjelasan guru dengan baik. JawabanSikap yang baik saat guru sedang menjelaskan pelajaran di kelas adalah menyimak dan mendengarkan penjelasan guru dengan baikPenjelasankenapa kita perlu menyimak dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik agar kita paham materi yang diterangkan. Semoga membantu
Fragmented Connected, dan Nasted. A. FRAGMENTED. 1. Pengertian Model Pembelajaran Fragmented. • Model pembelajaran Fragmented adalah susunan kurikulum tradisional yang memisahkan berbagai macam disiplin ilmu. • Model Fragmented menunjukkan pengintegrasian secara implisit didalam satu disiplin ilmu tertentu (intra disiplin).
Penulis Sunanto, GURU DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI, INSTRUKSI, DAN DEMONTRASI SAAT PEMBELAJARAN MOTORIK ANAK PRASEKOLAH Seorang guru yang mengajar pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah tentu harus mengetahui caranya bersikap saat pembelajaran berlangsung. Mengajar pembelajaran motorik berbeda jauh dengan mengajar pembelajaran kognitif maupun afektif, baik dari sikap guru, metode mengajar yang dipakai, maupun suasana dan kondisi belajar yang dialami oleh anak. Oleh karena itu, sebelum menentukan program pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah, seorang guru harus mengetahui caranya bersikap di tengah mereka. Dalam konteks itu, perlu juga memperhatikan mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan seuatu yang harus dipersiapkan sebelum proses pembelajaran motorik berlangsung. Hal itu meliputi tiga hal pokok, yaitu pemberian motivasi, penyajian dempnstrasi, dan pemberian instruksi. Pada bab ini, akan dijelaskan secara terperinci mengenai sikap guru dalam memberikan motivasi, instruksi, dan demonstrasi saat pembelajaran motorik di sekolah. Penjelasan pada bab ini dinilai sangat pentingkarna dari sinilah, guru akan betul-betul memahami cara mengaplikasikan teori pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah. A. Memotivasi Motorik Anak Sikap pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah adalah memotivasi motorik para anak. Banyak guru yang tidak menyadari mengenai pentingnya pemberian motivasi motorik kepada para anak ketika pembelajaran berlangsung. Tidak sedikit diantara guru yang justru mengabaikan masalah motivasi. Padahal, motivasi motorik para anak dalam pembelajaran motorik menjadi faktor penentu keberhasilan mereka dalam menjalankan segala rangkaian dan proses pembelajaran. Meskipun mengikuti pembelajaran mereka tidak berkenan berlatih atau melakukan praktik. Jika pun berlatih, itu tidak dilandasi dengan keseriusan yang tinggi. Sebagai contoh, jika pembelajaran motorik tersebut berupa pendidikan jasmani yang diterapkan dalam bentuk olahraga sepak bola maka mereka akan menunjukkan beberapa hal, seperti tidak menendang bola secara benar serius, tidak berlari mengejar bola, dengan berlari kencang, tidak bergairah dalam menangkap bola, tidak menggiring bola memenendang seenaknya, sserta tidak bersemangat dalam mencetak gol ke gawang lawan. Oleh karena itu, sebagai akibatnya, hasil motorik yang diperoleh para anak tidak akan maksimal. Dalam hal ini seorang guru akan dianggap gagal dalam menerapkan pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah. Sebaliknya, seorang anak yang mendapat motivasi penuh dari gurunya dalam pembelajaran motorik akan selalu menghabiskan waktu dan usahanya untuk melakukan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Anak tersebut akan berlatih lebih serius, serta melakukan praktik dan melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan konsentrasi, sehingga mendapatkan keterampilan motorik yang maksimal. Selain itu, motivasi yang diberikan oleh guru kepadanya dalam pembelajaran motorik akan dapat mengarahkan kepada pembelajaran yang lebih efektif. Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara memberikan motivasi kepada para anak ketika pembelajaran motorik berlangsung? Intinya, memberikan motivasi dalm pembelajaran motorik tidak hanya dengan motivasi lisan. Namun, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam memotivasi mereka, yang dilakukan dengan dua cara, yakni memperkenalkan keterampilan serta menetapkan tujuan belajar. Adapun penjelasan detail mengenai kedua cara tersebut adalah sebagai berikut. 1. Memperkenalkan Keterampilan Cara pertama yang dapat dilakukan oleh guruuntuk memberikan motivasidalam pembelajaran motorik adalah memperkenalkan keterampilan. Cara ini harus dilakukan sebelum pembelajaran motorik dilakukan, atau diperkenalkan kepada para anak pada awal pembelajaran motorik agar mereka termotivasi sejak awal hingga akhir. Jangan sampai memperkenalkan keterampilan setelah pembelajaran dilakukan. Dan, supaya tujuan tersebut tercapai, maka upaya memperkenalkan harus dikaitkan dengan dua hal utama, yaitu a. Makna keterampilan dan pembelajaran, serta b. Manfaat keterampilan tersebut bagi para anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran motorik. Para ahli dalam dunia pendidikan meyakini bahwa memberikan penjelasan tentang manfaat suatu keterampilan akan menjadikan para anak memiliki tujuan dan arah yang tepat dalam belajar. Artinya, mereka akan mengerti tujuan pembelajaran motorik yang sedang dijalankan. Sebagai contoh, dalam pelajaran agama yang dijalankan secara motorik, para anak akan mengetahui manfaat sikap tolong-menolong antar sesame manusia. Saling memberi, saling menghormati keyakinan, gotong royong dan sebagainya. Selain manfaat motorik yang diajarkan, guru juga harus menjelaskan tetang cara keterampilan itu ditampilkan dalam tingkat yang sebenarnya. Hal in akan meningkatkan motivasi para anak dalam mengikuti pembelajaran dan menjalankan semua tugas yang diberikan. Contoh sederhana, pemutaran video sepak bola Liga Inggris yang menampilkan klub-klub besar dengan gaya permainan yang sangat memukau. Di kelas yang sedang belajar sepak bola, guru mesti menyadarkan para anak permainan sepak bola sangatlah menyenangkan. Dengan pengetahuan dan kesadaran semacam itu, mereka akan menerima rangsangan motivasional agar selalu belajar dengan giat, sehingga mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. 2. Menetapkan Tujuan Belajar Guru juga bisa memberikan motivasi motorik kepada para anak dalam pembelajaran motorik dengan cara menetapkan sasaran atau tujuan belajar motorik. Sebenarnya, tidak hanya guru yang dapat menetapkan sasaran atau tujuan berlajar motorik. Penetapan sasaran atau tujuan belajar motorik pun bias dilakukan oleh beberapa pihak, yaitu guru sendiri, guru bersama para anak, serta anak sendiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para praktisi pendidikan memberikan gambaran bahwa para anak yang diminta menetapkan tujuan belajar sendiri justru menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dari pada anak yang hanya diminta melakukan tugas belajar tujuannya telah ditetapkan oleh seorang guru. Sebab, dalam pembelajaran motorik, ketika seorang anak menetapkan tujuannya sendiri, maka penetapan tersebut akan memberi pengaruh luar biasa terhadap perkembangan motorik, semangat, serta perjuangannya. Sebagai contoh, seorang anak menetapkan tujuan agar menjadi pemain yang baik dalam tim sepak bola sekolah, sehingga dapat menjadi juara dalam setiap ajang kompetisi antar sekolah. Penetapan tujuan tersebut akan membuatnya semakin giat berlatih, serta selalu melaksanakan arahan guru dan pelatih dengan cermat. Oleh karena itu, guru yang mengadakan pembelajaran motorik bagi para anak di sekolah sebaiknya meminta kepada mereka supaya mencoba menetapkan tujuan pembelajaran motorik sendiri. Tentunya, tidak cukup sampai disana, guru pun mesti meminta mereka berjanji agar berjuang sekuat tenaga dalam menggapai tujuan yang telah ditetapkan. Cara semacam itu dapat menjadi motivasi yang sangat kuat bagi para anak dalam pembelajaran motorik. Meskipun demikian, setiap guru yang mengadakan pembelajaran motorik harus menyadari bahwa tujuan yang ditetapkan oleh para anak bisa dicapainya hanya melalui latihan dan usaha bersama, serta dengan dukungan dan bimbingan guru secara intens. Apabila Selain itu saat menetapkan tujuan pembelajaran motorik, yang harus diingat adalah kemampuan para anak. Artinya, tujuan pembelajaran motorik mesti disesuaikan dengan kemampuan mereka dan guru. Kesesuaian antara tujuan dan kemampuan sangat penting diperhatikan karena tujuan yang terlalu tinggi dan tidak dapat dicapai justru akan meruntuhkan minat mereka. Sebaliknya, tujuan yang terlalu rendah dan mudah akan menurunkan motivasi. 3. Pengetahuan Tentang Hasil Banyak penelitian yang menyumbangkan konsep bahwa “belajar sendiri tidak membuat pembelajaran menjadi sempurna” adalah penelitian tentang pembuatan garis pada orang orang yang ditutup matanya. Ketika tidak diberitahu tentang hasil dari apa yang dikerjakan, anak tidak akan memperlihatkan kemajuan dalam latihannya. Maka, guru harus menyadari tentang hasil dalam proses pembelajaran motorik. Istilah pengenalan hasil atau pemberitahuan hasil ini biasanya digunakan untuk menggambarkan umpan balik yang diberikan oleh sumber eksternal guru atau melalui usaha anak sendiri. Pengetahuan hasil, menurut Knapp 1976, dalam praktiknya bertindak sebagai pedoman bagi para pembelajar dalam praktik-praktik berikutnya serta berfungsi sebagai dasar pemilihan tentang apa yang baik dalam pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya pengetahuan tersebut, anak akan segera melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap gerak- gerakannya, sehingga mengarah pada gerakan yang pergerakan lebih benar secara teknis. Pergerakan yang benar yang dilakukan berulang-ulang akan mengarah pada tercapainya tingkat otomatis secara lebih cepat. Beberapa hasil penelitian sejauh ini mengarahkan para peneliti untuk menyimpulkan bahwa umpan balik tambahan memberi manfaat pada anak. Karna dapat meningkatkan motivasi anak, karena dapat meningkatkan motivasi anak dan memperbaiki tingkat perhatian pada tanda-tanda yang tepat. Salah satu tambahan dari informasi tambahan tersebut adalah adanya kecenderungan untuk terlalu mengandalkannya. Untuk menghindarinya, maka tanda-tanda tersebut harus dihilangkan pada suatu tahap yang tepat. B. Membentuk Instruksi Kepada Para Anak Sikap kedua yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah adalah memberi instruksi kepada para anak. Pemberian instruksi dari seorang guru kepada mereka termasuk salah satu prosedur tetap dalam setiap pembelajaran motorik. Instruksi tersebut bisa diberikan secara lisan diucapkan maupun tulisan. Instruksi dalam pembelajaran motorik bertujuan memberikan informasi tetntang aspek yang paling penting dari suatu keterampilan yang sedang dipelajari dan diperaktikkan. Namun, yang harus diingat oleh guru ketika mengadakan pembelajaran mototrik adalah informasi yang dapat ditangkap oleh system memori sangat terbatas. Jika seorang guru memberikan instruksi terlalu banyak kepada para anak, mereka akan sulit menangkap instruksi yang diberikan karna memori otak tidak sanggup menampung semua instruksi. Dalam hal ini, banyaknya pemberian instruksi haruslah tetap diperhitungkan. Instruksi seorang guru yang terlalu banyak dalam pembelajaran motorik akan segera terlupakan oleh para guru bentuk lisan pun kadang dibatasi oleh ketepatan dan kebenarannya. Atas dasatr itu, guru yang memberikan instruksi kepada para anak dalam pembelajaran motorik harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. 1. Instruksi yang diberikan kepada para anak haruslah singkat dan bersifat langsung. Jangan sampai memberikan instruksi melalui orang kedua. Misalnya, dalam permainan sepak bola, seorang guru olahraga harus memberikan instruksi secara langsung kepada para anak pemain ketika permainan berlangsung. Instruksi itu harus singkat, misalnya “mundur kebelakang”, “kawal pemain nomor 8”, “setiap kali mendapatkan bola”, “berikan kepada pemain nomor 5”, dan lain sebagainya. 2. Instruksi harus ditekankan pada satu atau dua konsep umum. Contohnya, dalam pelajaran olahraga sepak bola, jika guru melihat para anak bermainjelek tanpa kerja sama, maka ia cukup memberikan instruksi dengan berucap, “setiap kalimemperoleh bola umpankan pada kawan yang berada pada posisi bebas, jangan bawa sendiri”. 3. Guru harus memberikan instruksi yang bermakna dan menghubungkannya denga sesuatu yang telah dipelajari oleh anak sebelumnya. Jika mereka belum menerima teori sebelum praktik, maka jangan memberikan instruksi mengenai teori baru saat praktik. 4. Memberikan instruksi yang paling cocok terlebih dahulu, kemudian susulkan detailnya bersamaan dengan pelaksannan latihan. Semua metode pemberian instruksi dalam pembelajaran motorik akan sangat relvan bagi para anak, terutama jika yang dihadapi adalah para anak pemula. Jadi memberikan instruksi kepada para anak dalam pembelajaran motorik merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh setiap guru. Tujuan utamanya adalah mereka mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang keterampilan motorik yang akan dan sedang dipelajari. Selain itu, kemampuan ini akan memperjelas cara dan metode dalam mencapainya. C. Penyajian Demonstrasi Hal ketiga yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah adalah menyajikan demonstrasi kepada para anak. Demonstrasi merupakan media yang paling baik dalam pembelajaran motorik. Dalam hal ini, mereka lebih mudah memahami aplikasi pembelajaran motorik dengan penyajian demonstrasi karna menggunakan alat-alat bantu visual, seperti gambar, klip film, video, atau demonstrasi secara langsung yang dilakukan oleh guru. Demonstrasi dalam pembelajaran motorik sangat mutak dilakukan karna pemahaman para anak terhadap keterampilan motorik yang sedang dipelajari tidak cukup disajikan diajarkan dengan kata-kata, tetapi lebih baik dikuatkan oleh gambaran yang nyata tetntang gerakan yang akan dipelajari. Pembelajaran mengamati berarti para anak menambah informasi dengan hanya mengamati penampilan orang lain. Prosedur inimerupakan bagian dari upaya membuat mereka bisa mengamati observational learning. Setelah itu mempraktikkan secara nyata. Adapun yang harus diingat adalah hasil pembelajaran motorik-terutama dalam latihan tahap awal-timbul dari aktivitas mengamati dan menirukan aksi orang lain. Sementara itu, model atau demonstrasi yang ditampilkan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu dilakukan oleh guru, dikerjakan oleh kawan anak lain, serta memakai alat atau film. Pada prinsipnya, siapapun yang menyajikan demonstrasi tidak menjadi masalah. Hanya saja, yang menjadi titik tekan adalah demonstrasi yang disajikan harus menampilkan gambaran dari keterampilan yang sedang dipelajari para anak dan akan diperaktikkan oleh mereka setelah mengamati demonstrasi. Berdasarkan demonstrasi yang diamati, para anak akan mendapatka beberapa manfaat. Selain memungkinkan mereka memperoleh gambaran tentang gerakan motorik yang akan dipelajari dan diperaktikkan, hal ini juga memberikan gambaran ideal tentang usaha yang harus dilakukan anak agar mendapat hasil yang maksimal. Saat demonstrasi, guru harus mendorong para anak agar memperhatikan demonstrasi tersebut secara saksama. Pasalnya, peragaan demonstrasi tidak akan efektif dalam pembelajaran motorik apabila mereka sebagai pengamat tidak memberikan perhatian penuh. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru guna mendorong para anak ketika demonstrasi. Pertama, para anak harus didorong penuh agar memberikan perhatian terhadap demonstrasi atau gerak yang ditampilkan. Kedua, para anak didorong supaya merekam gambaran yang muncul dalam demonstrasi. Ketiga, para anak harus didorong agar dapat menampilkan atau melakukan sendiri, sebaimana yang mereka amati dalam demonstrasi. Selain ketiga langkah tersebut, hal yang tidak kalah pentingnya dilakukan adalah guru mesti menunjukkan berbagai hal penting saat demonstrasi. Misalnya, dalam pelajaran seni tari, guru harus menunjukkan dalam demonstrasi dan menekankan cara tangan bergerak atau kaki dikoordinasikan dengan tangan selama tahap tertentu dari gerak yang sedang dipelajari. Cara semacam ini akan membuat para anak dapat menguasai keterampilan motorik dengan sangat mudah sesuai tujuan yang diinginkan. Disisi yang lain, sebagai pegangan untuk mengoptimalkan pemberian demonstrasi kepada para anak dalam pembelajaran motorik, sebaiknya guru berpedoman dalam empat hal berikut ini. 1. Guru harus mendorong para anak agar mengamati contoh demonstrasi yang diberikan dengan perhatian penuh. 2. Ketika demonstrasi diamati oleh para anak, guru mesti menyampaikan informasi sebanyak mungkin yang di proses oleh kemampuan mereka. 3 Demonstrasi bisa memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap keterampilan yang sedang dipelajari, asalkan demonstrasi tersebut disajikan lebih dari sekali. 4. Alangkah kebih baik jika dapat menampilkan demonstrasi yang diperagakan oleh guru atau kawan anak, bukan dalam bentuk film. Diskusikan tugas dan latihan ini bersama dengan teman Anda! 1. Hal apa yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah? 2. Sikap apa yang harus dilakukan oleh seorang guru saat pembelajaran motorik disekolah? 3. Apa yang di maksdu Demonstrasi dalam pembelajaran motorik? 4. Apa tujuan motorik bagi anak usia dini? 5. Apa yang maksud pembelajaran motorik anak usia dini?
Tujuan Pada laporan tentang “Penerapan Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak Dalam Menumbuhkan Motivasi Instrinsik Melalui Perlombaan Kelas 6 D SD Saraswati 3 Denpasar Tahun Pelajaran 2020/2021” ini memiliki dua tujuan yaitu: 1.3.1 Tujuan Umum. 1) Secara umum laporan ini bertujuan untuk meningkatkan tujuan pendidikan nasional yaitu
8 Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru, lengkap dengan contoh penerapannya dalam pembelaran. Pengertian keterampilan dasar mengajar Keterampilan dasar mengajar dapat diartikan sebagai sekumpulan pemahaman dan pengetahuan baik secara teori maupun penerapannya yang wajib dikuasai oleh seorang guru dalam KBM kegiatan belajar mengajar. Keterampilan dasar mengajar ini termasuk ke dalam salah satu bagian dari kompetensi pedagogik, yang mana kompetensi pedagogik ini memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu mulai dari persiapan perencanaan pembelajaran hingga pada evaluasi dan pengajaran remedial. Mendapatkan pemahaman tentang keterampilan dasar mengajar sangat perlu dilakukan oleh guru, baik itu melalui media internet, teman sejawat, maupun melalui kegiatan KKG kelompok kerja guru atau MGMP musyawarah guru mata pelajaran, karena dalam KBM guru tidak boleh hanya sekedar berdiri di dalam kelas menyampaikan materi kepada siswa lantas selesai begitu saja. Guru dituntut memberikan pembelajaran yang bermakna, pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan mampu berpikir kreatif demi perkembangan pengetahuan siswa tersebut untuk mencapai cita-cita mereka di masa depan, olehnya Turney 1973 telah mengemukakan 8 delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru. 1. Keterampilan bertanya “Bertanya” merupakan proses untuk menggali pemahaman awal siswa terkait materi yang akan diajarkan, demi untuk melatih kemampuan berpikir siswa, bertanya dapat dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya ringan untuk dijawab, siswa yang lain dapat melakukan pengulangan terhadap jawaban teman, keterampilan bertanya terbagi atas dua yaitu ; a. Keterampilan bertanya dasar Bertanya dasar yang dilakukan guru terhadap siswa dapat dimulai dengan menanyakan hal sederhana yang biasa dilakukan oleh siswa sehari-hari, atau paling tidak sesuatu yang sering terjadi di lingkungan siswa tersebut. Penerapannya dalam pembelajaran; ketika di awal pembelajaran guru dapat melakukan pertanyaan misalnya contoh kelas rendah “anak-anak, siapa yang mandi sebelum ke sekolah ?” tidak usah ditanyakan bagaimana respon siswa, semua akan berteriak sekeras mungkin “saya pak, saya bu”, mereka antusias “nah sekarang, siapa yang sikat gigi pada saat mandi ?” kelas kembali riuh “saya pak, saya bu” “bagus,,, semuanya rajin sikat gigi” setelah menjawab pertanyaan, pasti siswa akan fokus ke pertanyaan selanjutnya, tidak ingin kalah menjawab dari temannya. Begitulah cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam memperoleh perhatian siswa melalui bertanya dasar. Bertanya lanjut adalah pemberian pertanyaan untuk kemudian mengantar siswa masuk ke dalam materi pembelajaran, dengan melanjutkan pertanyaan dasar tadi, guru dapat memulainya dengan bertanya kembali. “Sekarang, siapa yang tahu apa gunanya kita sikat gigi ?” hanya beberapa siswa yang menjawab, yang lainnya saling tatap. Disinilah peran guru untuk memberikan giliran siswa yang tidak menjawab tadi untuk mengulang jawaban temannya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna, tidak hanya di dengarkan tapi juga mereka ucapkan. “apa yang terjadi jika kita malas sikat gigi ?” “berapa kali kita sikat gigi sehari semalam ?” “bagaimana cara menyikat gigi yang baik ?” Deretan pertanyaan tersebut adalah pertanyaan tingkat lanjut, yang tidak semua siswa dapat menjawab, berbeda dengan bertanya dasar. Dengan menggunakan metode seperti tadi, siswa diantar masuk ke dalam materi pembelajaran tanpa mereka sadari, melalui pertanyaan-pertanyaan yang awalnya mereka pernah alami, sampai pada hal-hal baru yang akan menjadi pengalaman pertama mereka, sungguh sebuah pengalaman belajar yang menyenangkan. Berbeda ketika guru tidak memahami keterampilan bertanya ini. Guru masuk kedalam kelas, kemudian memberikan penjelasan tentang dampak yang akan dialami jika malas sikat gigi, kemudian lanjut menjelaskan tentang manfaat sikat gigi, berapa kali kita mesti sikat gigi, bagaimana cara menyikat gigi yang benar, sungguh pembelajaran yang akan membuat siswa cepat bosan, karena pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang berangkat dari masalah, sehingga ketika telah menjadi masalah dalam pikiran siswa, maka mereka akan dengan cermat mendengarkan penjelasan guru tentang jawaban dari masalah tersebut. Kegiatan sederhana yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, namun tak jarang guru sering mengabaikan salah satu keterampilan ini. Tujuan diterapkannya keterampilan bertanya dalam pembelajaran adalah 1. Merangsang siswa berpikir 2. Mengembangkan keterampilan berpikir 3. Mengantar siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran 4. Membuat pembelajaran lebih menyenangkan 5. Mengundang antusias siswa dalam pembelajaran 6. Menciptakan pembelajaran yang aktif melibatkan siswa 7. Menggali pengetahuan awal siswa 8. Menciptakan masalah bersama untuk kemudian menemukan jawabannya. 2. Keterampilan memberikan penguatan Penguatan reinforcement adalah bentuk respon atau tanggapan yang diberikan guru baik secara verbal maupun non verbal terhadap perilaku siswa dalam pembelajaran, perilaku siswa dapat berupa perilaku yang positif dan negatif. Namun pemberian penguatan ini bertujuan untuk menyampaikan pesan tersirat dari guru untuk memelihara perilaku positif yang ditunjukkan siswa, selain itu dapat meminimalisir dan menghilangkan perilaku negatif siswa Penerapannya dalam pembelajaran ; Penguatan verbal adalah penguatan yang diberikan berupa kata-kata secara lisan, penguatannya dapat berupa persetujuan, penghargaan, dan pujian. Misalnya ; • Iyya, bagus sekali • Kamu pintar yah • Kamu memang anak yang cerdas • Tulisannya cantik sekali • Jawaban kamu benar • Jawabannya sudah bagus, dan kamu bisa lebih memperbaikinya hindari penggunaan kata “salah” karena itu bukan bentuk penguatan melainkan dapat menurunkan semangat belajar anak • Kamu anak yang rajin, kurang baik jika kamu datang terlambat jika perilaku negatif yang ditunjukkan siswa • Kamu anak yang hebat, seharusnya kamu juga rajin mengerjakan PR perilaku negatif Penguatan non verbal adalah penguatan yang menggunakan gestur tubuh seperti mimik wajah, senyum, acungan jempol, tepuk tangan, mengangguk, menepuk bahu dan mengacak-acak rambut, siswa sangat senang dengan perlakuan guru seperti itu. Tujuan memberikan penguatan ; 1. Mengurangi dan menghilangkan perilaku negatif siswa 2. Menjaga perilaku positif siswa 3. Perilaku positif diharapkan terjadi berulang 4. Meningkatkan rasa percaya diri siswa 5. Memotivasi siswa belajar lebih baik lagi. 3. Keterampilan mengadakan variasi Keterampilan mengadakan variasi merupakan modifikasi perilaku yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran demi menciptakan KBM kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Karena tidak dipungkiri bahwa dalam KBM pasti sering terjadi yang namanya rasa bosan yang dialami siswa, khayalan siswa akan melayang-layang memikirkan kapan tiba waktu istrahat, memikirkan mainan, memikirkan jajan, dsb. pembelajaran akan terasa membosankan jika guru tak mampu mengadakan variasi dalam pembelajaran. Berikut beberapa bentuk variasi yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran ; 1. Suara, variasi suara sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, variasi suara di sini dapat berupa perubahan tinggi rendah suara, keras lembut, cepat lambat, gembira sedih, ibarat orang yang sedang membaca puisi, agar enak terdengar tentunya perlu memperhatikan faktor suara. Bayangkan saja jika guru mengajar siswa dengan suara datar, maka dapat dipastikan siswa cepat bosan dan konsentrasi mereka mudah buyar 2. Pemusatan perhatian, kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru saat menjelaskan hal yang penting, seperti saat guru menuliskan rumus luas ligkaran, pada saat guru memaparkannya, guru memberikan instruksi “rumus ini sangat penting kalian ketahui” sambil menunjuk ke arah tulisan, bisa juga ditambahkan dengan melingkari bagian tersebut untuk memberikan kesan lebih istimewa dari tulisan lain. 3. Halo, ucapan “halo” yang harus dijwab “hai” merupakan bentuk variasi dalam pembelajaran untuk meminta perhatian siswa, kegiatan ini biasanya dilakukan di tengah-tengah proses KBM, agar ada jeda untuk siswa rileks ditengah kesibukan berpikir. 4. Kontak pandang, sebenarnya sangat terlarang bagi guru menjelaskan dengan membelakangi siswa, namun hal tersebut masih sering terjadi dalam ruang kelas belajar. Saat menjelaskan materi pelajaran guru seharusnya memperhatikan siswanya, melakukan kontak mata agar guru dapat melihat mana siswa yang memperhatikan dengan baik dan mana siswa yang terlihat bingung saat penyampaian materi ajar. 5. Gestur atau bahasa tubuh, selain posisinya berada pada pemberian penguatan, bahasa tubuh juga penting dilakukan saat melakukan proses KBM, gerakan tangan, gerakan mata, posisi tubuh yang meyakinkan perlu diketahui oleh guru. Karena guru tidak hanya sebagai pengajar di ruang kelas, namun dia juga sebagai motivator bagi siswanya, oleh karena itu sangat penting untuk memiliki bahasa tubuh yang baik saat berbicara agar mudah dipahami oleh siswa. 6. Posisi, jika seorang guru saat menjelaskan hanya berdiri di depan kelas, atau bahkan hanya duduk sambil menjelaskan, berarti guru tersebut belum melakukan variasi posisi dalam mengajar. Guru dituntut mampu menguasai kelas, berkeliling, mampu menjelajahi setiap sudut kelas saat menjelaskan, agar siswa yang duduk paling belakang juga merasa diperhatian. Adakalanya guru berada di tengah kelas, di samping, di belakang, dan di depan, agar siswa tidak merasa jenuh dengan posisi guru yang tidak berpindah-pindah. 7. Komunikasi, komunikasi yang dimaksud di sini adalah komunikasi dua arah yang harus terjalin, jangan hanya guru yang aktif menjelaskan tanpa melibatkan siswa monolog, harusnya terjadi dialong antar guru dan siswa, saling bertana, komunikasi antar teman yang dapat dijalin melalui kerja kelompok, persentase di depan kelas secara berkelompok. Cara tersebut merupakan variasi dari segi komunikasi yang dapat memungkinkan siswa untuk menyampaikan gagasannya kepada guru dan antar teman. 8. Model pembelajaran, variasi ini mencakup banyak item, diantaranya metode pembelajaran, strategi pembelajaran, media dan alat praga pembelajaran dan lain-lain. Guru perlu memvariasikan gaya mengajarnya melalui model pembelajaran yang ada, karena gaya belajar siswa yang berbeda-beda menuntut penyampaian informasi juga bervariasi. Misalnya siswa dengan gaya belajar kinestetik dengan metode mengajar ceramah sepanjang pembelajaran, tentunya hal tersebut akan mematikan bakat siswa, karena guru tidak mampu memfasilitasi anak tersebut untuk belajar. Tujuan mengadakan variasi dalalm pembelajaran ; • Menghilangkan rasa jenuh dalam diri siswa • Terpenuhinya gaya belajar setiap siswa • Meningkatkan partisipasi dalam belajar • Menumbuhkan semangat untuk belajar • Mengaktifkan siswa untuk belajar • Memusatkan perhatian siswa 4. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Model pembelajaran saat ini lebih banyak mengarahkan siswa untuk belajar secara berkelompok, contohnya model pembelajaran cooperative yang saat ini telah terbagi dalam banyak tipe, pembelajaran berkelompok merupakan salah satu variasi belajar yang banyak disukai siswa. Namun dalam membentuk diskusi kelompok guru harus aktif menyapa setiap kelompok yang terbentuk, guru harus mampu mengarahkan diskusi kelompok akea rah tujuan yang diharapkan, karena tidak menutup kemungkinan pembahasan dalam satu kelompok dapat membahas topik lain di luar pembelajaran. Selain itu dalam kelompok biasanya terdapat siswa yang tidak ingin berkelompok dengan teman yang kurang dari segi pengetahuan, sehingga dalam diskusi kelompok siswa yang kurang tersebut dikucilkan dan menjadi pasif selama pembelajaran, olehnya itu guru harus mampu memberikan pengertian kepada siswa dikelompok tersebut tentang pentingnya saling menghargai. Banyak hal yang bisa di dapatkan siswa melalui kerja kelompok, diantaranya siswa dapat berkomunikasi dengan siswa lain, menumbuhkan semangat belajar, saling menghargai, melatih kemampuan berpikir, melatih berkerja dalam tim, meningkatkan kemampuan berbahasa, menumbuhkan perilaku positif. Dalam kelompok siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri problem solving dengan bantuan dan arahan dari guru, sehingga hasil yang didapatkan merupakan hasil dari pemikiran beberapa siswa dalam kelompok tersebut. Penerapan membimbing diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran ; • Guru dituntut tidak hanya diam setelah terbentuk kelompok, tapi harus berkeliling mendengarkan proses diskusi yang dilakukan siswa • Guru menjadi pengarah jika ada kelompok yang salah paham atau bahkan membahas masalah lain dalam kelompok • Guru menjadi penasihat bagi siswa agar dapat menghargai pendapat orrang lain • Guru menjadi motivator jika ada kelompok yang lambat dalam menyelesaikan diskusi keompok Tujuan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ; • Membuat siswa bersemangat belajar • Mencipatakan rasa empati antar teman • Siswa tidak salah arah dalam menemukan jawaban permasalahan • Tidak ada siswa yang mendominasi jalannya diskusi • Agar pelajaran berakhir sesuai waktu yang telah ditentukan 5. Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan yang menuntut akan penguasaan kelas yang efektif dan optimal oleh guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru adalah pemimpin dan pengarah dalam kelas, baik tidaknya kelas, aktif dan pasifnya siswa bergantung cara guru dalam mengelola kelas. Guru harus mampu meminimalisir segala hambatan dalam belajar, misalnya gangguan antar teman, gangguan dari siswa yang terlalu aktif terkadang menjadi perusuh bagi siswa yang lebih pendiam, olehnya itu guru perlu melakukan tindakan pencegahan atas hal tersebut. Seorang guru perlu hadir dalam setiap kegiatan siswa di kelas, agar siswa merasa selalu diawasi, sehingga siswa tersebut aktif berpikir sepanjang pelajaran, quick respon terhadap berbagai pertanyaan dan keluhan dari siswa, sehingga terjadi suasana kelas memberi kesan bahwa semua siswa aktif belajar, tidak ada siswa yang bermain-main dan tidak ada siswa yang termenung melamun pasif. Penarapan dalam pembelajaran • Aktif memperhatikan setiap gerak-gerik siswa agar dapat memberikan tidakan segera, entah itu terhadap siswa yang hiper aktif maupun anak yang pendiam. • Pemberian ice breaking atau games di tengah-tengah pembelajaran untuk memecah kejenuhan dan kelelahan siswa dalam berpikir, sangat penting siswa melupakan sejenak pekerjaan mereka untuk bermain, setelah itu kembali mengerjakan tugas yang diberikan, maka akan menambah semangat siswa belajar kembali. • Mendatangi siswa dan melihat catatan di buku mereka terkait pembelajaran di hari itu. • Memberikan pelayanan khusus terhadap siswa yang kurang. Dapat dilakukan dengan memberikan soal yang memiliki level berbeda dengan siswa pada umumnya, demi mengaktifkan siswa tersebut berpikir, karena apabila diberikan soal yang sama dengan temannya maka siswa tersebut hanya akan terdiam dan tak mengerjakan apa-apa. Tujuan keterampilan mengelola kelas • Menciptakan suasana belajar yang intensif • Kondisi kelas yang kondusif untuk belajar • Tercapainya tujuan pembelajaran dengan efektif • Membelajarkan seluruh siswa sesuai tingkat kecerdasan yang dimiliki • Meminimalisir gangguan dalam belajar di antara siswa • Pembelajaran berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan sesuai RPP 6. keterampilan menjelaskan Menjelaskan adalah proses penyampaian informasi secara lisan kepada penerima pesan, dalam hal ini adalah siswa. Dalam pembelajaran guru harus mampu menjelaskan materi ajar secara terstruktur, sistematis, dan efekif agar siswa dapat menangkap dengan baik maksud guru. Penggunaan bahasa yang bertele-tele hanya akan membuat konsentrasi siswa menjadi mudah buyar sehingga membuat siswa cepat bosan, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Olehnya itu dibutuhkan penyajian materi ajar dengan bahasa yang efektif, runtut, dan jelas agar tidak memunculkan perspektif ganda dalam pemahaman siswa, penyajian yang baik pula akan menambah wawasan siswa dalam belajar. Sebagai seorang guru baiknya memiliki suara yang lantang dan keras, meskipun hal tersebut tidak selamanya digunakan, namun suara yang keras sangat diperlukan untuk menenangkan kelas yang kacau balau oleh kelakuan siswa. Selain itu yang terpenting adalah dengan suara yang keras suara guru saat menjelaskan dpat terdengar oleh siswa yang duduk paling belakang. Proses belajar mengajar pada dasarnya bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan pola berpikirnya, memahami suatu konsep dalam pembelajaran akan membantu mereka memahami secara umum muatan materi yang dibawakan oleh guru, membantu siswa memahami hukum dan rumus yang ada dalam pembelajaran, olehnya itu guru perlu menguasai keterampilan mengajar yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Penerapan dalam pembelajaran Keterampilan menjelaskan pada hakikatnya memiliki hubungan yang erat terhadap kompetensi profesional guru, yaitu menguasai materi ajar. Sangat tidak mungkin guru dapat menjelaskan dengan baik dan terstruktur suatu pokok bahasan jika guru sendiri tidak menguasainya, mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan siswa merupakan salah satu penguasaan materi yang baik oleh guru. Menjelaskan sesuatu yang berada di awan-awan sangat sulit dipahami oleh siswa, olehnya itu guru dituntut untuk membumikan atau mendekatkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya menjelaskan konsep bangun datar dan bangun ruang, guru dapat menjelaskan dengan menunjukkan contoh-contoh yang ada disekitar siswa, seperti buku, meja, papan tulis, ruang kelas, botol minuman bangun truang tabung dll, begitupula dengan materi IPA yang memiliki konsep lebih dekat dengan lingkungan anak. Bagiaman dengan pelajaran IPS yang membahas tentang perjuangan pahlawan, pelajaran tersebut jauh dalam kehidupan siswa, mudah saja, ajarkan mereka untuk meneladani sikap yang dimiliki pahlawan tersebut, sikap patriotik, cinta tanah air, rela berkorban dll. Mengajarkan PKN tentang sistem pemerintahan, guru dapat membawa siswa ke kantor desa untuk menjelaskan sistem pemerintahan, menjelaskan tentang lembaga tinggi Negara dapat dimulai dari sana, berilah penjelasan tentang menjadi pejabat yang anti korupsi, semangat bekerja, disiplin dll, agar nilai moral tertanam dalam diri siswa, sesuai dengan konsep dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran PKN yaitu konsep “nilai” Tujuan keterampilan menjelaskan ; • Siswa mudah mengerti pelajaran yang disampaikan guru • Pembelajaran menjadi menyenangkan • Menambah cakrawala berpikir siswa • Manajemen waktu yang efektif • Tercapainya tujuan pembelajaran sesuai harapan guru 7. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka pelajaran set induction adalah mengawali kegiatan di pagi hari, tepatnya di awal pembelajaran di hari itu dengan penuh semangat. Berjalan lancar tidaknya pelajaran di hari itu tergantung dari awalan yang diberikan oleh guru, apakah guru mampu menanamkan semangat di dalamnya atau tidak. Guru harus mampu memberikan kesan yang baik sebagai awalan, mempersiapkan siswa untuk belajar, memberikan semangat motivasi tentang kedisiplinan, kebersihan kelas, kerajinan, pentingnya belajar, atau apapun yang membuat siswa siap mengikuti pelajaran di hari itu dengan perhatian penuh. Berdoa, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar, sampai pada mengingatkan tentang pelajaran yang telah lalu yang berkaitan dengan materi pelajaran, semua hal perlu dilakukan demi persiapan yang sebaik mungkin. Penerapan dalam pembelajaran • Ucapan salam pembuka • Berdoa • Mengecek kehadiran • Menanyakan kabar siswa • Bertanya apakah mereka sarapan atau tidak sebelum ke sekolah • Memberikan nasihat tentang kedisiplinan, kebersihan, dan motivasi belajar demi masa depan. • Memberikan semangat seperti bernyanyi, meneriakkan yel-yel atau memberi “tepuk semangat” • Mengkondisikan siswa antara dunia yang ada di luar dengan lingkungan kelas • Mempersiapkan siswa untuk belajar • Menanamkan semangat di pagi hari • Membentuk karakter siswa untuk selalu disiplin, hidup bersih dan menjadi orang yang rajin serta ulet Closing atau penutup menjadi hal yang urgen bagi seorang guru harus terampil melakukannya, karena disetiap berakhirnya pelajaran siswa akan mengalami kelelahan utamanya di akhir pelajaran di hari itu atau pulang sekolah. Guru harus menutup pelajaran dengan mengesankan dengan menjelaskan manfaat kita mempelajari materi yang baru saja kita pelajari, agar pelajaran tidak berakhir dengan hampa tanpa adanya penjelasan dari guru. Memberikan kesimpulan, menyampaikan intisari materi, memberikan pesan moral sangat penting selalu diselipkan oleh guru dalam setiap pembelajaran, agar setiap materi ajar selalu didekatkan dengan sebuah nilai, tak lupa juga mengingatkan akan kebesaran Allah SWT. Tuhan yang maha esa yang telah menciptakan ilmu untuk manusia, semua materi dapat dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Seorang guru harus mampu melakukan hal tersebut. Penerapan dalam pembelajaran • Menyampaikan pesan moral terkait pembelajaran di hari itu, jika hari itu belajar tentang meneladani akhlak para pahlawan kemerdekaan, maka sangat cocok untuk menyampaikan ulang tentang akhlak tersebut agar dapat ditiru oleh siswa. • Menyampaikan kilas balik pelajaran hari ini, tentang apa saja yang telah dilakukan dalam pembelajaran. • Menyampaikan rencana pelajaran esok hari atau minggu depan yang membuat siswa lebih bersemangat dan penasaran untuk datang ke sekolah, misalnya minggu depan kita akan membuat suatu proyek untuk membuat penyaringan air, jadi air keruh kita dapat ubah menjadi air bersih. • Menyampaikan harapan guru terhadap anak • Menyampaika kesimpulan pelajaran • Mengingatkan belajar di rumah, setengah jam belajar setiap hari di rumah lebih baik dari pada belajar semalaman hanya karena ada ujian esoknya. • Mengingatkan tentang tata karma jika sampai di rumah, salam, cium tangan orang tua, menaruh perlengkapan sekolah pada tempatnya. • Berjalan di sebelah kiri jalan dan jangan singgah bermain sebelum sampai ke rumah. • Berdoa Tujuan menutup pembelajaran • Agar pembelajaran berakhir dengan berkesan dan penuh makna • Siswa dapat memetik pelajaran moral di setiap akhir pembelajaran • Membuat siswa bersemangat meskipun di akhir pembelajaran • Siswa termotivasi belajar di rumah • Pembiasaan perilaku positif dalam diri siswa 8. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil Keterampilan ini adalah dasar dan mutlak harus dipahami dengan baik oleh seorang guru. Pembelajaran tidak selamanya berkelompok, karena terkadang pembelajaran secara individu klasikal lebih baik untuk pelajaran tertentu agar siswa lebih memahami tentang materi yang diberikan, misalnya membuat karangan tentang kegiatan sehari-hari lebih baik dikerjakan secara individu, karena setiap siswa memiliki pengalaman yang menyenangkan dan berkesan. Ada beberapa kelemahan yang dapat terjadi jika pelajaran dilksanakan secara berkelompok secara terus menerus, yaitu hanya siswa tertentu saja yang aktif berpikir dan memberi masukan, sehingga siswa yang memiliki kecerdasan “kurang” akan menjadi pasif, sehingga pola pikir siswa tersebut tidak berkembang dengan baik Kejelian seorang guru sangat diperlukan untuk melihat materi pelajaran apa yang cocok dilaksanakan secara berkelompok dan materi yang mana sesuai untuk dikerjakan secara individu, semua itu tergantung dari guru sebagai pengarah dan pemimpin di kelas, bagaimana kualitas peserta didik sangat tergantung dari kualitas gurunya. Olehnya itu guru dituntut mampu mengajar baik secara individu maupun kelompok. Penerapannya dalam pembelajaran • Guru lebih sering sering berkeliling mendatangi siswa satu per satu untuk mengarahkan proses belajarnya individu, berbeda dengan kelompok kecil yang tentunya tidak terlalu membutuhkan tenaga ekstra, karena pembelajaran dapat dikukan di tiap-tiap kelompok saja. • Guru dapat melakukan bimbingan khusus terhadap beberapa siswa yang dianggap kurang individu Tujuan dalam pembelajaran ; • Guru lebih mengetetahui kemampuan setiap siswa • Membentuk pola pikir setiap siswa • Menumbuhkan semangat untuk terus mengembangkan diri sesuai tingkat kecerdasan siswa tersebut • Siswa dapat bertukan pikiran dengan temannya klp kecil • Saling menghargai pendapat klp kecil • Menumbuhkan perilaku positif siswa • Terjalinnya hubungan yang akrab antar guru dan siswa • Siswa merasa diberikan perhatian lebih jika dibimbing secara individu Penutup Dari seluruh keterampilan dasar mengajar yang telah dipaparkan di atas, yang paling penting adalah guru menerapkan keterampilan tersebut dalam ruang-ruang kelas belajar, apalah artinya guru telah memahami 8 keterampilan dasar mengajar ketika tidak diaplikasikan dalam pembelajaran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca semua  , komentar dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan tulisan ini. Good luck Experience is the best teacher
MAKALAHBELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Banyak didapatkan oleh seorang guru baru pada pertama kali mengajar mulai merasakan pentingnya mengkondisikan siswa/ kelas. Yang semula mengajar adalah angan angan yang menyenangkan, menggairahkan dan mengasikan. Berbeda jauh dengan yang ada dibenaknya, satu dan lain hal tepat dengan teori
Selamat siang Bapak/Ibu, bagaimana aktivitasnya hari ini? Semoga Bapak/Ibu selalu diberi kesehatan dan aktivitasnya hari ini diberi kelancaran. Jika ditanya kesan menjadi guru, bagaimana jawaban Bapak/Ibu? Menjadi seorang guru merupakan tugas yang sangat mulia meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Guru harus memiliki bekal mumpuni, baik secara intelektual maupun emosional karena kinerja seorang guru tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, melainkan untuk generasi muda penerus bangsa. Salah satu kinerja itu dibuktikan dengan kemampuan guru saat mengajar. Ternyata, guru membutuhkan suatu keterampilan dasar untuk mengajar. Apa sajakah itu? Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar Sebelum membahas keterampilan dasar mengajar, Quipper Blog akan membahas tentang pengertian mengajar. Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola lingkungan belajar untuk mendorong peserta didik agar mau belajar. Selama mengajar, guru akan senantiasa memindahkan/mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik agar kekayaan intelektual peserta didik bisa bertambah. Untuk memindahkan ilmu itu dibutuhkan adanya keterampilan dasar atau biasa disebut keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh tenaga pengajar guru atau dosen agar kegiatan mengajar bisa berjalan profesional, efektif, dan efisien. 8 Keterampilan Dasar Mengajar Beserta Contoh Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru berjumlah 8. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut. 1. Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya adalah keterampilan seorang guru untuk mengadakan tanya jawab sebagai umpan balik proses pembelajaran yang dilakukan. Keterampilan ini wajib dimiliki oleh semua guru, baik guru pemula maupun guru profesional. Pertanyaan yang dilontarkan guru harus berkualitas dan mengacu pada materi yang sedang dipelajari. Bapak/Ibu juga bisa menerapkan pertanyaan HOTS agar kemampuan berpikir siswa menjadi lebih kreatif. Keterampilan bertanya seorang guru bisa membawa dampak positif bagi para peserta didik, yaitu sebagai berikut. Memberikan rasa ingin tahu berlebih peserta didik terhadap suatu materi yang ditanyakan. Melatih peserta untuk berani mengungkapkan pendapatnya sesuai pemahaman siswa tersebut. Melatih peserta didik untuk fokus. Menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan peserta didik. Adapun contoh keterampilan bertanya adalah sebagai berikut. Bu Ratih sedang mengajar materi Fisika kelas X tentang Massa Jenis. Untuk mengoptimalkan pemahaman peserta didik, Bu Ratih memberikan pertanyaan beberapa pertanyaan yang sekiranya tidak membuat peserta didik menjawab secara serentak, misalnya Jika kamu memiliki dua buah benda, misalnya kertas dan besi, lalu keduanya kamu celupkan di dalam air. Pasti besi akan tenggelam sedangkan kertas akan mengapung. Kira-kira, apa penyebabnya? Itulah sebagian kecil contoh keterampilan bertanya seorang guru. 2. Keterampilan Memberikan Penguatan Keterampilan penguatan adalah keterampilan seorang guru dalam mempertahankan kemungkinan berulangnya suatu perilaku peserta didik. Artinya, guru bisa membuat peserta didik konsisten dalam melakukan sesuatu. Keterampilan penguatan bisa dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang dilakukan secara lisan. Sementara itu, penguatan nonverbal adalah penguatan yang dilakukan melalui gerakan tubuh, mimik, dan sebagainya. Adapun contoh keterampilan penguatan verbal dan nonverbal adalah sebagai berikut. Penguatan verbal, yaitu dengan memberikan pujian dan penghargaan bagi peserta didik. Penguatan nonverbal, yaitu dengan membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, memberikan usapan kasih sayang, dan sebagainya. 3. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran Keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus dilakukan secara sistematis agar peserta didik bisa antusias sebelum pelajaran dimulai dan berkesan setelah pembelajaran usai. Adapun penjelasan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Keterampilan membuka pembelajaran Keterampilan membuka pembelajaran adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk mengondisikan peserta didik agar mereka bisa fokus dengan materi yang akan dipelajari. Contoh keterampilan membuka pembelajaran adalah dengan menghubungkan antara materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya atau membuat apersepsi berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. b. Keterampilan menutup pembelajaran Sama halnya dengan membuka, menutup pembelajaran juga membutuhkan keterampilan. Penutupan pembelajaran tidak bisa dilakukan secara terburu-buru, melainkan dikondisikan terlebih dahulu, misalnya didahului merangkum dan dilanjutkan dengan berdoa. 4. Keterampilan Mengelola Kelas Mengelola kelas merupakan tugas wajib bagi seorang guru. Kondusif tidaknya proses pembelajaran ditentukan dengan bagaimana cara guru mengelola kelas tersebut. Itulah mengapa, untuk mengelola kelas dibutuhkan suatu keterampilan. Keterampilan mengelola kelas adalah kemampuan seorang guru untuk mengondisikan kelas sedemikian sehingga proses pembelajaran bisa berjalan secara optimal. Adapun contoh keterampilan mengelola kelas adalah saat ada sebagian peserta didik membuat onar di tengah pembelajaran, guru harus memberikan pengertian pada peserta didik yang onar tersebut agar pembelajaran bisa berjalan lancar kembali. 5. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Kondisi kelas yang terkadang tidak kondusif membuat guru berpikir lebih ekstra, bagaimana cara mengembalikan kelas agar lebih kondusif? Tak jarang, Bapak/Ibu mengubah haluan dengan membentuk kelompok kecil dalam kelas. Masing-masing kelompok beranggotakan peserta didik yang kemampuan kognitifnya sepadan. Nantinya, Bapak/Ibu guru akan mendatangi tiap kelompok untuk memberikan bimbingan terkait materi yang sedang dipelajari. Keterampilan guru seperti ini disebut sebagai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. 6. Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan mengadakan variasi adalah keterampilan guru dalam mengajar dengan berbagai variasi untuk menarik perhatian peserta didik. Keterampilan variasi ini berkaitan dengan kreativitas guru dalam mengajar. Contoh keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut. Saat mengajar materi sel, Bapak/Ibu menyuguhkan video tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Saat mengajar materi tentang rangka manusia, Bapak/Ibu membawa alat peraga berupa model kerangka. 7. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan mengajar adalah keterampilan seorang guru untuk menyampaikan materi pada peserta didik. Melalui penjelasan gurulah para peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang materi yang sedang dipelajari. Keterampilan menjelaskan terdiri dari dua komponen, yaitu merencanakan dan penyajian. Merencanakan analisis terhadap hukum-hukum yang digunakan pada materi. Penyajian cara bagaimana guru menyampaikan materi pada peserta didik. 8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah keterampilan guru dalam memberikan bimbingan pada kelompok kecil. Adanya kelompok kecil ini memungkinkan peserta didik untuk berpikir, berinteraksi sosial, sampai menarik kesimpulan. Adapun contoh keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah Bapak/Ibu mendatangi setiap kelompok diskusi lalu memberikan arahan tentang materi/permasalahan yang sedang didiskusikan. Arahan Bapak/Ibu dan teori yang ada nantinya bisa membantu siswa dalam menganalisis masalah hingga diperoleh kesimpulan. Berdasarkan pembahasan di atas, jelas bahwa keterampilan dasar mengajar wajib dimiliki oleh setiap guru. Dengan adanya keterampilan dasar mengajar, peserta didik diharapkan bisa lebih antusias dan semangat setiap kali memasuki kelas untuk belajar. Keterampilan dasar ini bisa diterapkan secara optimal apabila ada kerja sama dari seluruh warga di lingkungan sekolah. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang keterampilan dasar mengajar. Semoga bermanfaat buat Bapak/Ibu. Silakan kunjungi Quipper Blog untuk informasi terkait dunia pendidikan lainnya, ya. Salam Quipper! Penulis Eka Viandari 1 Gunakan Konsep Matematika yang Benar. Photo by Antoine Dautry on Unsplash. Cara pertama yang bisa anda lakukan untuk dapat mengajarkan matematika secara efektif kepada anak adalah dengan menggunakan konsep matematika yang benar. Hal ini sangat penting dilakukan karena matematika adalah pelajaran abstrak. AyatAl-Qur’an yang Menjelaskan Tentang Manajemen Kelas Q.S An-nahl: 125 Artinya : “Serulah (manusia) kapada jalan tuhan-Mu dengan hikmah dan dalam konteks manajemen kelas adalah sikap penuh kegembiraan dan Sikap hangat akan sangat mungkin dimunculkan apabila seorang guru mau dan mampu menjalin ikatan emosoional antara guru dengan
Seorangguru sedang menjelaskan pelajaran di kelas, sikap yang benar adalah? Tidak perlu mendengarkan karena sudah paham Mengerjakan tugas yang belum selesai Mendengarkan dengan baik Berdiskusi dengan teman sebangku Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah: C. Mendengarkan dengan baik. Dilansir dari Ensiklopedia, seorang guru
dApI.
  • f1nag8rum6.pages.dev/372
  • f1nag8rum6.pages.dev/88
  • f1nag8rum6.pages.dev/310
  • f1nag8rum6.pages.dev/337
  • f1nag8rum6.pages.dev/319
  • f1nag8rum6.pages.dev/16
  • f1nag8rum6.pages.dev/452
  • f1nag8rum6.pages.dev/430
  • seorang guru sedang menjelaskan pelajaran dikelas sikap yang benar adalah